Wisata Edukasi di Yogyakarta

Yogyakarta sebagai Kota Pelajar tentu memiliki segudang tempat yang bisa menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kita. Tidak hanya terkenal karena banyaknya perguruan tinggi kualitas unggulan, di Yogyakarta juga ada banyak wahana atau tempat wisata edukasi yang cocok sebagai destinasi liburan keluarga. Mulai dari yang di tengah kota sampai yang ke puncak gunung, semuanya ada.Yuk coba kita simak satu persatu

1. Taman Pintar 

Source : www.tamanpintar.co.id

Ini adalah salah satu tempat yang jadi favorit para wisatawan, khususnya bagi anak-anak sekolah yang sedang melakukan karya wisata atau sekedar menghabiskan waktu liburan di Yogyakarta. Untuk tiket masuknya sendiri disesuaikan dengan tiap wahanan yang ingin kita coba. 
Beberapa wahana yang tersedia antara lain Zona Peraga Sains dan Teknologi, Planetarium, Wahana Bahari, Theater 4D dan Dino Adventure. Selain Wahana bermain, ada juga program kreatifitas yang mampu meningkatkan keterampilan kita, seperti membuat kreasi batik, kreasi gerabah, melukis kaos dan melukis gerabah. Untuk tiap wahana harga tiketnya berkisar Rp. 6.000 sampai Rp. 45.000. Untuk Ayah Bunda yang mengajak buah hatinya jalan-jalan ke Yogyakarta pantang melewatkan tempat yang satu ini. Karena selain menjadi tempat bermain yang menyenangkan, anak-anak juga bisa menambah wawasan serta melatih keterampilannya.

2. Museum Benteng Vredeburg

Source : https://vredeburg.id/

Pada awal mulanya Benteng Vredeburg memiliki nama Rustenburg yang artinya Benteng Peristirahatan, sampai akhirnya setelah terjadi gempa yang mengguncang Yogyakarta, benteng tersebut dibangun kembali dengan nama baru Vredeburg yang berarti Benteng Perdamaian. Alasan didirikannya benteng tersebut oleh Kolonial Belanda adalah untuk mengawasi segala aktivitas Keraton Yogyakarta, namun kini setelah sempat mengalami tarik ulur antara Indonesia dan Belanda atas status kepemilikan benteng tersebut, pada akhirnya Benteng Vredeburg berhasil diambil alih kembali oleh Indonesia dan dikelola oleh APRI (Angkatan Perang Republik Indonesia). Barulah saat tahun 1985 bekas bangunan Benteng Vredeburg dialih fungsikan sebagai museum hingga saat ini.
Untuk tiket masuk ke dalam Venteng Vredeburg sangat terjangkau. Cukup dengan Rp. 3.000 bagi wisatawan lokal dan Rp. 10.000 bagi wisatawan asing. 
Di dalam museum ini kita akan dapat melihat kilas balik atas sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia yang terjadi di Yogyakarta. Melalui ruang-ruang diorama yang disajikan, bisa menarik minat pengunjung untuk dapat menggali sejarah dengan cara yang menyenangkan. Selain itu pada hari-hari tertentu kita bisa menyaksikan pemutaran film yang tentu saja mengangkat tema nasionalisme. Jadi bisa dipastikan bahwa belajar sejarah bisa jadi sangat menyenangkan di sini.

3. Museum Gunung Merapi

Source : http://mgm.slemankab.go.id/

Gunung Merapi sepertinya telah menjadi ikon tersendiri bagi Yogyakarta. Lokasinya berada di sisi utara Provinsi D.I. Yogyakarta, berbatasan dengan wilayah Jawa Tengah. Gunung Merapi sangat terkenal dengan image sebagai gunung api teraktif di Indonesia (bahkan katanya di dunia). Namun terlepas dari semua itu, daerah di sekeliling Gunung Merapi adalah daerah dengan kesuburan tanah yang sangat bagus. Berbagai macam hasil bumi dari lereng Gunung Merapi seperti jadi bukti bahwa keseimbangan alam itu ada. Bahkan letusan gunung tidak hanya meninggalkan debu dan material panas. Namun setelahnya maka hasil yang diperoleh darinya akan jauh lebih melimpah.
Bila teman-teman jenuh dengan wisata di tengah perkotaan, bisa mencoba untuk menyambangi daerah lereng Gunung Merapi ini. Selain ada wisata yang mampu memacu adrenalin seperti Lava Tour Merapi, yaitu berkeliling dengan mobil jeep, kita juga bisa mengunjungi Museum Gunung Merapi. Untuk tiket masuknya cukup Rp. 3.000, dan tambahan Rp. 5.000 untuk bisa mengikuti pemutaran film seputar erupsi Gunung Merapi.
Di dalam museum ini kita bisa melihat peta letusan Gunung Merapi dari masa ke masa. Beberapa barang peninggalan dari tragedi erupsi yang terjadi, serta beberapa jenis material yang dimuntahkan saat Gunung Merapi meletus. Tidak hanya mengenal Gunung Merapi lebih dekat, kita juga bisa mendapatkan ilmu geografi di sini. 

4. Museum Ullen Sentalu

Source : www.casaindonesia.com

Museum yang satu ini berbeda dari semua museum yang ada. Lokasinya memang sangat jauh dari perkotaan. Bahkan dari Museum Gunung Merapi, kita masih harus melewati jalan menanjak lagi. Tapi jarak yang tak dekat itu akan terbayarkan begitu tiba di sana.
Saat tiba di Museum Ullen Sentalu, kita akan disuguhi bagunan yang sangat eistetik. Perpaduan antara tembok, batu dan kaca. Menampilkan prespektif yang berbeda. Ditambah dengan rimbunnya pepohonan akan membuat pikiran kita seketika menjadi jernih dan siap untuk menelusuri museum yang berada di tengah hutan ini. Untuk tiket masuknya Rp. 40.000. Memang lebih mahal dari museum lainnya, tapi dijamin tidak akan menyesal kalau datang kesini.
Mueseum Ullen Sentalu lebih banyak mengulas tentang Kerajaan Mataram Islam yang adalah cikal bakal berdirinya Keraton Yogyakarta. Dan uniknya lagi, dalam museum ini ada peraturan-peraturan yang wajib kita patuhi. Salah satu peraturan yang sering membuat pengunjung kecewa adalah bahwa dilarang mengambil foto selama tour sedang berlangsung. Ya. Di sini kita akan dikelompokkan dan melakukan tour keliling museum dengan didampingi oleh seorang pemandu. Pemandu akan menjelaskan tiap bagian yang melekat dalam museum tersebut. Dan setelah tour selesai, kita akan tiba di ujung museum dimana terdapat lukisan batu besar. Disitulah kita bisa mengambil foto sepuasnya.
Museum ini memang jauh dari hirup pikuk Yogyakarta. Tapi kalau kalian tiba-tiba lapar, jangan khawatir. Di Museum ini telah tersedia juga sebuah resto yang siap mengisi ulang tenaga setelah berputar-putar selama kurang lebih 2 jam.

Sebenarnya masih ada banyak wisata edukasi di Yogyakarta. Sebut Saja Museum Keraton, Museum Sonobudoyo, dan masih banyak lagi. Mungkin untuk tempat-tempat tersebut akan kita bahas satu persatu di lain kesempatan. Semoga tulisan ini bermanfaat dan jangan lupa kritik sarannya.

Comments